Surat At-Tin Ayat Ke-2

Kandungan Surat At-Tin Ayat Ke-2: Sumpah Atas Buah Zaitun dan Tin

Surat At-Tin adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki makna mendalam. Surat ini dimulai dengan sumpah Allah SWT. atas beberapa ciptaan-Nya yang memiliki nilai filosofis dan simbolis tinggi. Ayat kedua dari surat ini berbunyi:

"وَاَلطُّوْرِ"

"dan demi Bukit Tursina,"

Sumpah Allah SWT. ini bukanlah tanpa makna. Ia mengandung pelajaran penting bagi umat manusia tentang kebesaran ciptaan-Nya dan tujuan di balik penciptaan tersebut. Ayat kedua ini secara khusus menyebutkan "Ath-Thuur", yang dalam tafsir dimaknai sebagai Gunung Sinai atau Bukit Tursina. Gunung ini memiliki sejarah panjang dan sangat penting dalam kisah para nabi, terutama Nabi Musa AS.

Makna Simbolis Gunung Tursina

Gunung Tursina bukanlah sekadar gunung biasa. Tempat ini adalah lokasi di mana Nabi Musa AS. menerima wahyu dari Allah SWT., yaitu ketika Allah berfirman kepadanya dan memberinya mukjizat tongkat serta tanda-tanda kebesaran lainnya. Di tempat inilah terjalin dialog suci antara Tuhan dan utusan-Nya. Sumpah Allah atas Gunung Tursina ini menegaskan kemuliaan tempat tersebut dan peristiwa agung yang terjadi di sana. Ini juga dapat diartikan sebagai penekanan atas kebenaran wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT. melalui para nabi-Nya.

Dalam konteks sumpah, para ulama menafsirkan bahwa Allah SWT. bersumpah demi ciptaan-Nya yang agung untuk menarik perhatian manusia agar merenungkan kebesaran-Nya. Gunung Tursina menjadi simbol tempat yang diberkahi, tempat wahyu diturunkan, dan tempat terjadinya dialog ilahi. Dengan bersumpah atasnya, Allah seolah ingin menegaskan bahwa ajaran-ajaran yang disampaikan melalui para nabi adalah kebenaran yang hakiki.

Hubungan dengan Ayat-Ayat Selanjutnya

Penting untuk memahami ayat kedua dalam konteks keseluruhan surat At-Tin. Setelah bersumpah atas buah zaitun, buah tin, dan Gunung Tursina, Allah SWT. melanjutkan dengan bersumpah atas negeri yang aman (Mekah). Kemudian, Allah menyatakan tujuan penciptaan manusia, yaitu dalam bentuk yang sebaik-baiknya, namun kemudian manusia diciptakan dalam keadaan yang paling hina kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh.

Hubungan antara sumpah di awal surat dan pernyataan tentang penciptaan manusia menunjukkan bahwa ajaran-ajaran yang bersumber dari tempat-tempat mulia tersebut (seperti wahyu yang diturunkan di Tursina dan risalah Islam yang diturunkan di Mekah) adalah petunjuk untuk mengarahkan manusia agar senantiasa berada dalam keadaan terbaiknya. Keimanan dan amal saleh menjadi kunci utama untuk tetap berada di jalan yang lurus, bahkan ketika manusia dihadapkan pada godaan dunia yang dapat menjerumuskannya ke dalam kehinaan.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Kandungan surat At-Tin ayat kedua mengajarkan kita beberapa hal penting:

Dengan demikian, ayat kedua surat At-Tin, "dan demi Bukit Tursina," membuka pintu perenungan yang lebih luas tentang hubungan antara penciptaan, wahyu, dan tujuan akhir keberadaan manusia. Ia mengingatkan kita bahwa di balik setiap ciptaan Allah terdapat pelajaran berharga yang dapat mengantarkan kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang Islam dan eksistensi diri kita.

🏠 Homepage