Tahun 2010 menandai era penting dalam karier Lionel Messi dan perjalanan Tim Nasional Argentina di panggung dunia. Piala Dunia FIFA yang digelar di Afrika Selatan menjadi sorotan global, dan Argentina, dengan megabintangnya, Lionel Messi, di lini depan, tiba dengan ekspektasi yang sangat tinggi. Momen ini bukan hanya tentang potensi seorang pemain muda yang bersinar, tetapi juga tentang bagaimana sebuah tim nasional berjuang di bawah tekanan besar.
Messi, yang saat itu masih berusia muda namun sudah diakui sebagai salah satu pemain terbaik dunia, diharapkan menjadi arsitek utama kebangkitan Argentina di Piala Dunia. Dengan bakat luar biasa, kemampuan dribbling yang memukau, dan naluri mencetak gol yang tajam, ia membawa harapan jutaan penggemar Argentina yang merindukan gelar juara dunia sejak kemenangan terakhir mereka.
Lionel Messi memimpin serangan Tim Nasional Argentina pada momen penuh harapan di Piala Dunia 2010.
Perjalanan Argentina menuju Piala Dunia 2010 tidaklah mulus. Mereka harus melalui kualifikasi CONMEBOL yang sangat kompetitif. Di bawah kepelatihan Diego Maradona, legenda sepak bola Argentina, tim ini menunjukkan semangat juang yang tinggi. Messi menjadi tulang punggung tim, memberikan kontribusi signifikan melalui gol dan assist-nya. Ketergantungannya pada sosok Messi semakin terlihat jelas dalam setiap pertandingan krusial.
Setibanya di Afrika Selatan, Argentina tergabung dalam Grup B bersama Nigeria, Yunani, dan Korea Selatan. Fase grup berjalan relatif lancar bagi tim Tango. Messi, meski belum mencetak gol di fase grup, tampil impresif dengan pergerakan lincahnya yang merepotkan pertahanan lawan dan menciptakan peluang. Dukungan dari pemain-pemain senior seperti Gabriel Heinze, Juan Sebastián Verón, dan Carlos Tévez memberikan keseimbangan dalam tim.
Di babak 16 besar, Argentina berhadapan dengan Meksiko. Pertandingan ini menjadi salah satu momen yang dikenang dalam turnamen tersebut, terutama karena kontroversi gol Carlos Tevez yang offside. Namun, Argentina berhasil memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 3-1, dengan Messi memberikan assist krusial. Perjalanan mereka berlanjut ke perempat final.
Langkah Argentina terhenti di babak perempat final setelah dikalahkan telak oleh Jerman dengan skor 4-0. Pertandingan ini menjadi pukulan telak bagi tim dan para pendukungnya. Pertahanan Argentina yang dianggap rapuh tidak mampu menahan serangan balik cepat dan efektif dari tim Jerman yang diarsiteki oleh pemain-pemain muda berbakat seperti Thomas Müller, Mesut Özil, dan Miroslav Klose. Messi, yang dijaga ketat oleh pemain-pemain Jerman, kesulitan menunjukkan performa terbaiknya.
Kekalahan ini tentu saja mengecewakan. Banyak pihak menganalisis bahwa, meskipun memiliki pemain sekelas Messi, Argentina masih membutuhkan lebih dari sekadar bakat individu. Koordinasi tim, kedalaman skuad, dan strategi yang matang menjadi faktor krusial di level tertinggi kompetisi. Pengalaman di tahun 2010 menjadi pelajaran berharga bagi Messi dan timnas Argentina, menandai bahwa perjalanan menuju puncak selalu penuh dengan tantangan dan pembelajaran.
Meski hasil akhirnya tidak sesuai harapan, Piala Dunia 2010 tetap menjadi bagian penting dari narasi Lionel Messi dan Tim Nasional Argentina. Ini adalah bukti dari harapan besar yang selalu menyertai tim tersebut, dan juga pengingat bahwa sepak bola adalah olahraga tim yang membutuhkan sinergi dari seluruh elemennya untuk meraih kejayaan.