Surah At Tin adalah surah ke-95 dalam Al-Qur'an yang memiliki makna mendalam tentang penciptaan manusia, kedudukan mulia yang diberikan Allah SWT, dan keadilan-Nya terhadap hamba-Nya. Surah ini terdiri dari delapan ayat dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, artinya diturunkan di Mekkah sebelum hijrah. Nama "At Tin" sendiri diambil dari kata pertama surah ini, yang berarti "buah tin", salah satu buah yang disebutkan Allah SWT sebagai sumpah dalam permulaan ayatnya, menandakan kemuliaan dan keistimewaan buah tersebut, serta simbol kesuburan dan kesehatan.
Memahami tajwid dalam membaca Al-Qur'an adalah kunci untuk membaca kitab suci ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Tajwid secara harfiah berarti memperindah bacaan. Dengan menguasai ilmu tajwid, kita dapat mengucapkan setiap huruf Al-Qur'an dari makhraj (tempat keluarnya huruf) yang benar, serta menerapkan sifat-sifat huruf dan hukum-hukum bacaan yang ada, sehingga bacaan menjadi lebih tartil, indah, dan maknanya terjaga.
Ayat-Ayat Surah At Tin dan Penjelasan Tajwidnya
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
1
- وَالتِّينِ (Wat-tīn): Terdapat Idgham Syamsiyah karena huruf 'ta' (ت) berada setelah alif lam (ال) dan huruf 'ta' bertasydid. Bacaan 'ta' diidghamkan (dimasukkan) ke dalam 'ta' yang bertasydid sehingga dibaca seperti 'watta'. Hukum bacaan pada huruf 'ta' adalah Qalqalah Sugra karena berharakat sukun di tengah kata.
- وَالزَّيْتُونِ (Waz-zaytūn): Terdapat Idgham Syamsiyah karena huruf 'za' (ز) berada setelah alif lam (ال) dan huruf 'za' bertasydid. Bacaan 'za' diidghamkan ke dalam 'za' yang bertasydid.
وَطُورِ سِينِينَ
2
- وَطُورِ (Wa ṭūrī): Huruf 'tho' (ط) bertasydid dengan fathah dibaca tebal. Mad 'aridh lissukun pada 'wa ṭūrī' jika diwaqafkan (berhenti).
- سِينِينَ (Sīnīna): Mad 'iwdah pada akhir kata ketika waqaf, dibaca panjang 2 harakat.
وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
3
- الْبَلَدِ (Al-baladi): Terdapat Idhar Qomariyah karena huruf 'ba' (ب) berada setelah alif lam (ال) dan huruf 'ba' tidak bertasydid.
- الْأَمِينِ (Al-amīnī): Terdapat Idhar Qomariyah karena huruf 'alif' (أ) berada setelah alif lam (ال) dan huruf 'alif' tidak bertasydid. Mad thobi'i pada 'amīni' karena ada fathah diikuti alif.
- لَقَدْ خَلَقْنَا (Laqad khalaqnā): Terdapat Idhar Syafawiyah pada 'qad' karena huruf 'dal' sukun diikuti oleh huruf 'kha' (خ). Terdapat Mad Thobi'i pada 'khalaqnā' karena ada fathah diikuti alif.
- الْإِنْسَانَ (Al-insāna): Terdapat Idhar Qomariyah karena huruf 'alif' (ا) berada setelah alif lam (ال) dan huruf 'alif' tidak bertasydid.
- فِي أَحْسَنِ (Fī aḥsani): Mad thobi'i pada 'fī'.
- تَقْوِيمٍ (Taqwīm): Terdapat Mad Layyin pada 'qawwīm' karena ada harakat fathah diikuti huruf 'ya' sukun.
Ayat-ayat awal ini menegaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna dan indah. Penciptaan yang penuh hikmah ini menunjukkan betapa berharganya manusia di mata Sang Pencipta. Sumpah Allah dengan buah tin, zaitun, Bukit Sinai, dan Mekkah yang aman adalah penekanan betapa seriusnya firman-Nya mengenai potensi dan kedudukan manusia.
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
5
- ثُمَّ رَدَدْنَاهُ (Tsumma radadnāhu): Terdapat Idgham Syamsiyah pada 'tsumma'. Mad thobi'i pada 'radadnāhu'.
- أَسْفَلَ سَافِلِينَ (Asfala sāfilīna): Mad thobi'i pada 'sāfilīna'.
- الَّذِينَ (Alladhīna): Terdapat Idgham Syamsiyah pada 'alladhīna'.
- آمَنُوا (Āmanū): Mad badal karena ada hamzah berharakat fathah diikuti alif.
- الصَّالِحَاتِ (Aṣ-ṣāliḥāti): Terdapat Idgham Syamsiyah pada 'aṣ-ṣāliḥāti'. Mad thobi'i pada 'ṣāliḥāti'.
- غَيْرُ مَمْنُونٍ (Ghayru mamnūn): Terdapat Mad Layyin pada 'ghayru'. Terdapat Idhar Syafawiyah pada 'mamnūn' ketika diwaqafkan karena huruf 'mim' sukun bertemu dengan huruf selain 'mim' dan 'ba'. Jika disambung, maka huruf nun pada 'mamnūn' berharakat sukun, yang bisa menjadi hukum Idgham Mutajanisain Sogiro jika bertemu dengan huruf 'mim' yang berharakat tasydid (tidak ada dalam ayat ini). Namun pada akhir ayat ini, terdapat mad Arid Lissukun jika diwaqafkan.
Ayat kelima dan keenam ini menjelaskan tentang potensi manusia untuk jatuh ke derajat serendah-rendahnya akibat keingkaran dan perbuatan buruk. Namun, ada pengecualian bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Bagi orang-orang beriman dan beramal shaleh, Allah SWT menjanjikan pahala yang tidak akan terputus dan tidak akan pernah berkurang, sebuah balasan yang luar biasa mulia dan abadi.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ
7
- فَمَا يُكَذِّبُكَ (Famā yukadhdhibuka): Mad thobi'i pada 'mā'. Terdapat Idgham Tasybih Hali pada 'yukadhdhibuka' karena ada huruf 'dzal' berharakat tasydid (yang seharusnya menjadi 'ts' dalam bacaan tertentu, namun dalam kaidah tajwidnya, ini adalah bagian dari penekanan). Madnya adalah mad thobi'i.
- بِالدِّينِ (Bid-dīnī): Terdapat Idgham Syamsiyah karena huruf 'dal' (د) berada setelah alif lam (ال) dan huruf 'dal' bertasydid.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
8
- أَلَيْسَ (Alaysa): Mad thobi'i pada 'aysa'.
- اللَّهُ (Allāhu): Lafadz Allah dibaca tebal karena didahului harakat fathah pada huruf 'lam' (ل). Terdapat Mad Iwadh pada akhir kata jika diwaqafkan (dibaca 'Allāh').
- بِأَحْكَمِ (Bi'aḥkami): Mad badal pada 'aḥkami'.
- الْحَاكِمِينَ (Al-ḥākimīnī): Terdapat Idhar Qomariyah pada 'al-ḥākimīn'. Mad thobi'i pada 'ḥākimīn'. Mad Arid Lissukun pada akhir kata jika diwaqafkan.
Dua ayat terakhir ini berfungsi sebagai penegasan kembali atas keadilan dan kekuasaan mutlak Allah SWT. Allah SWT bertanya kepada manusia, adakah setelah semua penjelasan dan bukti kekuasaan-Nya, masih ada sesuatu yang membuat mereka mendustakan hari pembalasan (agama/kiamat)? Pertanyaan retoris ini menekankan bahwa Allah adalah hakim yang paling adil dan bijaksana, dan tidak ada keraguan sedikitpun tentang keadilan-Nya. Dengan memahami tajwid dalam setiap bacaan, kita dapat meresapi keindahan dan kedalaman makna surah At Tin ini, serta meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.