Ilustrasi: Simbolisme kesucian dan pencerahan dalam pandangan Islam.
Dalam lautan ajaran suci Al-Qur'an, setiap ayat memancarkan cahaya petunjuk yang berbeda. Salah satu ayat yang sarat makna dan relevan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim adalah Surah Al-Baqarah ayat 222. Ayat ini memberikan panduan penting mengenai kebersihan dan kesucian dalam ibadah, sebuah aspek fundamental yang tidak boleh diabaikan oleh setiap mukmin. Memahami dan mengamalkan pesan dalam ayat ini akan memperdalam hubungan spiritual dengan Sang Pencipta dan meningkatkan kualitas ibadah.
Surah Al-Baqarah, yang berarti "Sapi Betina," adalah surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan merupakan surah Madaniyah. Ayat 222 secara spesifik membahas tentang bersuci dari hadats besar, khususnya setelah hubungan intim, dan bagaimana hal tersebut berkaitan dengan kesiapan untuk menunaikan ibadah shalat. Ayat ini memberikan ketegasan bahwa setelah junub, seseorang perlu melakukan mandi wajib sebelum dapat kembali melaksanakan shalat. Ini menunjukkan betapa tingginya nilai kesucian dalam Islam, bukan hanya sebagai aspek fisik, tetapi juga sebagai prasyarat spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah suatu kotoran (najis)." Maka jauhilah perempuan pada waktu haid dan janganlah kamu mendekati mereka sampai mereka suci kembali. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang bertobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.
Terjemahan di atas adalah untuk ayat yang berdekatan, namun fokus kita adalah pada konsep yang mendasarinya, yaitu pentingnya bersuci (taharah). Konteks ayat 222 secara khusus sering dihubungkan dengan perintah untuk bersuci setelah mengalami junub. Junub adalah kondisi seseorang yang berhadas besar, seperti setelah berhubungan suami istri atau mimpi basah. Dalam Islam, orang yang dalam keadaan junub tidak diperbolehkan melakukan beberapa ibadah, termasuk shalat, membaca Al-Qur'an secara langsung (tanpa penghalang), dan tawaf. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah Al-Ma'idah ayat 6: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah..."
Ayat 222 Surah Al-Baqarah, melalui penekanannya pada kebersihan, mengajarkan umat Islam untuk menjaga kesucian diri secara lahir dan batin. Kebersihan fisik yang diwujudkan melalui mandi wajib dan wudhu bukan hanya sekadar ritual, tetapi merupakan bentuk penghormatan terhadap Allah SWT dan kesiapan diri untuk berhadapan dengan-Nya dalam shalat. Ini adalah manifestasi ketaatan dan kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Allah SWT berfirman dalam ayat ini, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." Frasa "menyukai orang-orang yang menyucikan diri" (المتطهرين - al-mutatahhirin) mencakup kebersihan dari hadats besar dan kecil, serta kebersihan dari najis.
Dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman tentang Surah Al-Baqarah ayat 222 menginspirasi umat Islam untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan adalah pangkal kesehatan, dan dalam Islam, kebersihan juga merupakan bagian dari iman. Dengan menjaga kesucian, seorang Muslim tidak hanya memenuhi tuntunan agama, tetapi juga menciptakan lingkungan yang nyaman dan sehat, serta menumbuhkan rasa ketenangan dan kedekatan dengan Sang Pencipta.
Lebih jauh lagi, ayat ini dapat diinterpretasikan secara lebih luas. "Menyucikan diri" tidak hanya terbatas pada kebersihan fisik, tetapi juga mencakup penyucian hati dari segala macam penyakit seperti iri dengki, sombong, dan dendam. Hati yang bersih akan lebih mudah menerima petunjuk ilahi dan lebih ikhlas dalam beribadah. Dengan demikian, Surah Al-Baqarah ayat 222 memberikan pedoman komprehensif yang mengintegrasikan aspek fisik dan spiritual dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengamalkan pesan dalam ayat ini merupakan salah satu cara untuk meraih cinta dan ridha Allah.