Simbol perlindungan dan kalam Ilahi
Dalam lautan ajaran Islam yang luas, Al-Qur'an hadir sebagai petunjuk dan sumber kekuatan spiritual bagi umat manusia. Di antara ayat-ayat sucinya, terdapat surah-surah pendek yang memiliki kedalaman makna luar biasa dan kekuatan perlindungan yang sangat besar. Salah satu kelompok surah yang paling dikenal dan sering diamalkan untuk memohon perlindungan dari Allah SWT adalah surah-surah yang diawali dengan bacaan "Qul A'uzu" atau yang sering diterjemahkan sebagai "Katakanlah, aku berlindung kepada...".
Kelompok surah ini terdiri dari tiga surah terakhir dalam mushaf Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Falaq (Surah ke-113), Surah An-Nas (Surah ke-114), dan satu lagi yang seringkali diasosiasikan bersama keduanya, yaitu Surah Al-Ikhlas (Surah ke-112), meskipun pembukaannya sedikit berbeda ("Qul Huwallahu Ahad"). Ketiga surah ini, yang secara kolektif dikenal sebagai Surah Al-Mu'awwidzatain (dua surah untuk berlindung) bersama dengan Al-Ikhlas, merupakan inti dari ajaran tauhid dan permohonan perlindungan yang mutlak kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Surah Al-Falaq turun di Mekah dan terdiri dari lima ayat. Surah ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan kepada Allah dari segala kejahatan yang diciptakan-Nya. Ayat-ayatnya secara gamblang menjelaskan sumber-sumber perlindungan yang kita cari:
Ayat pertama mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan fajar, sebuah simbol datangnya cahaya dan berakhirnya kegelapan. Ini memberikan kita keyakinan bahwa Allah adalah pelindung terkuat. Kemudian, surah ini merinci jenis-jenis kejahatan yang perlu kita waspadai: kejahatan umum dari semua makhluk-Nya, kegelapan malam yang seringkali menyembunyikan bahaya, sihir yang dilakukan oleh individu tertentu, dan kedengkian yang bisa merusak hati dan hubungan antar sesama.
Surah An-Nas adalah surah ke-114 dalam Al-Qur'an, terdiri dari enam ayat, dan merupakan surah Madaniyah. Surah ini melengkapi Surah Al-Falaq dengan memfokuskan permohonan perlindungan kepada Tuhan seluruh manusia, Raja seluruh manusia, dan Ilah seluruh manusia. Dengan memahami ketiga sifat Ilahi ini, kita diperintahkan untuk berlindung dari bisikan kejahatan yang datang dari:
Surah ini secara spesifik menyoroti ancaman dari bisikan jahat yang seringkali datang dari setan (jin) maupun manusia. Setan memiliki kecenderungan untuk bersembunyi dan membisikkan keraguan, godaan, dan pikiran buruk ke dalam hati manusia. Dengan membaca Surah An-Nas, kita memohon perlindungan dari sumber kejahatan internal ini, yaitu nafsu buruk dan bisikan setan yang berusaha menjauhkan kita dari kebaikan dan ketaatan kepada Allah.
Rasulullah SAW sendiri sangat menekankan pentingnya membaca ketiga surah ini, terutama sebelum tidur. Diriwayatkan bahwa beliau senantiasa membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sebanyak tiga kali setiap malam, seraya meniupkan ke kedua telapak tangan lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh. Amalan ini merupakan bentuk ikhtiar spiritual untuk menjaga diri dari berbagai marabahaya, baik yang kasat mata maupun yang tersembunyi.
Mengamalkan surah-surah ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah pengakuan akan kelemahan diri di hadapan Allah SWT dan keyakinan penuh bahwa hanya Dia yang mampu memberikan perlindungan sejati. Di zaman modern ini, di mana berbagai bentuk godaan dan ancaman semakin kompleks, memohon perlindungan melalui bacaan Surah Qul A'uzu menjadi semakin relevan. Ini adalah senjata ampuh bagi setiap mukmin untuk menghadapi cobaan hidup, menjaga hati dari kesesatan, dan senantiasa berada dalam lindungan serta rahmat Allah SWT.