Ilustrasi: Perbedaan nasib antara orang beriman dan yang ingkar.
Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, memuat berbagai macam ayat yang menjelaskan tentang keesaan Allah, petunjuk hidup, hingga konsekuensi dari pilihan manusia. Salah satu surat yang sangat penting dalam memahami esensi keimanan dan perbedaannya dengan kekufuran adalah Surat Al-Bayyinah. Surat yang terdiri dari delapan ayat ini secara gamblang membedakan antara orang-orang yang beriman dan beramal saleh dengan mereka yang tetap berada dalam kekufuran dan kesesatan.
Fokus pembahasan kita kali ini adalah pada ayat terakhir dari surat ini, yaitu Surat Al-Bayyinah ayat 98. Meskipun secara penomoran ayat adalah 98, perlu diklarifikasi bahwa Surat Al-Bayyinah sendiri hanya terdiri dari 8 ayat. Penomoran 98 kemungkinan merujuk pada konteks atau penafsiran tertentu yang memperluas pembahasan makna ayat-ayat dalam surat ini, atau mungkin sebuah kekeliruan dalam referensi. Namun, jika merujuk pada ayat terakhir dari Surat Al-Bayyinah, yaitu ayat ke-8, kita akan menemukan dua klasifikasi manusia dengan ganjaran yang sangat berbeda di akhirat.
Ayat ke-8 dari Surat Al-Bayyinah berbunyi:
جَزَاۤؤُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ يَّجۡرِيۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا ۜ رَضِيَ اللّٰهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوۡا عَنۡهُ ؕ ذٰلِكَ لِمَنۡ خَافَ رَبَّهٗ ؕ
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah untuk orang yang takut kepada Tuhannya."
Ayat ini secara tegas menjelaskan tentang balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik utama yang disebutkan adalah "orang yang takut kepada Tuhannya". Frasa ini mencakup makna yang luas, yaitu seseorang yang senantiasa menjaga diri dari murka Allah, takut akan siksa-Nya, dan selalu berupaya untuk taat kepada perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Ketakutan ini bukanlah ketakutan yang melumpuhkan, melainkan ketakutan yang mendorong seseorang untuk berbuat kebaikan dan menjauhi keburukan.
Bagi mereka yang memiliki sifat takut kepada Allah, balasan yang dijanjikan sangatlah istimewa:
Surat Al-Bayyinah secara keseluruhan juga memberikan gambaran kontras terhadap nasib orang-orang yang tetap berada dalam kekafiran dan kemunafikan. Ayat-ayat sebelumnya dalam surat ini menjelaskan bahwa mereka yang menolak kebenaran, keras kepala dalam kesesatan, dan berpegang teguh pada ajaran nenek moyang yang batil, akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Meskipun ayat 8 secara eksplisit menyebutkan ganjaran surga bagi orang yang takut pada Tuhannya, konteks surat Al-Bayyinah secara keseluruhan mengisyaratkan bahwa balasan bagi orang-orang yang tidak beriman dan tidak mau beramal saleh adalah neraka jahanam. Mereka akan kekal di dalamnya, merasakan siksaan yang pedih sebagai akibat dari penolakan mereka terhadap ayat-ayat Allah dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, ayat 8 Surat Al-Bayyinah berfungsi sebagai penutup yang memberikan harapan dan motivasi bagi orang-orang beriman untuk terus berada di jalan yang lurus. Ayat ini mengingatkan bahwa segala upaya dan pengorbanan dalam ketaatan kepada Allah akan berujung pada kebahagiaan abadi di sisi-Nya. Sebaliknya, penolakan terhadap kebenaran akan berakibat pada kerugian dan kesengsaraan yang tak terhingga.
Memahami makna Surat Al-Bayyinah ayat 8 adalah penting bagi setiap Muslim. Ayat ini menjadi pengingat yang kuat tentang pentingnya memiliki rasa takut kepada Allah, yang mendorong kita untuk senantiasa berbuat baik, menjauhi maksiat, dan berpegang teguh pada ajaran agama. Dengan demikian, kita berharap dapat meraih keridaan Allah dan termasuk golongan penghuni surga yang kekal.