Simbol Kejelasan dan Petunjuk
Surat Al-Bayyinah, yang berarti "Bukti Nyata", merupakan salah satu surat pendek yang terdapat dalam Juz 'Amma, Juz terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini turun di Madinah (madaniyah) dan terdiri dari 8 ayat. Meskipun singkat, Al-Bayyinah mengandung pesan yang sangat mendalam tentang hakikat keimanan, kebenaran, dan konsekuensi dari pilihan manusia. Surat ini mengajak kita untuk merenungkan tentang bukti-bukti kebesaran Allah dan ajaran lurus yang dibawa oleh para rasul-Nya.
Berikut adalah teks Surat Al-Bayyinah dalam bahasa Arab, transliterasi Latin, beserta terjemahannya:
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
لَمْ يَكُنِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ
Lam yakunillazīna kafarū min ahlil-kitābi wal-musyrikīna munfak'īnī ḥattā ta'tiyahumul-bayyinah.
Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan terpisahkan (dari kekafiran mereka) sampai datang kepada mereka bukti nyata.
رَسُولٌ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًۭا مُّطَهَّرَةًۭ
Rasūlum minallāhi yatlū ṣuḥufam muṭahharah.
yaitu seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur'an).
فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌۭ
Fīhā kutubun qayyimah.
di dalamnya terdapat (isi) yang berharga.
وَمَا تَفَرَّقَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ
Wa mā tafarraqal-lazīna ūtūl-kitāba illā mim baʿdi mā jā'athumul-bayyinah.
Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang diberi kitab (Ahlul Kitab) melainkan setelah datang kepada mereka bukti nyata.
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
Wa mā umirū illā liyaʿbudullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā'a wa yuqīmus-ṣalāta wa yu'tuz-zakāh, wa zālika dīnul-qayyimah.
Padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
Innal-lazīna kafarū min ahlil-kitābi wal-musyrikīna fī nāri jahannama khālidīna fīhā, ulā'ika hum syarrul-baryyah.
Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan) masuk neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ
Innal-lazīna āmanū wa ʿamiluṣ-ṣāliḥāti ulā'ika hum khairul-baryyah.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّـٰتُ عَدْنٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًۭا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ
Jazā'uhum ʿinda rabbihim jannātu ʿadnin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā abadan, raḍiyallāhu ʿanhum wa raḍū ʿanhu, zālika liman khashiya rabbah.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Surat Al-Bayyinah secara jelas membedakan antara dua kelompok manusia: mereka yang beriman dan beramal saleh, serta mereka yang tetap berada dalam kekafiran. Ayat pertama menegaskan bahwa orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) serta kaum musyrik tidak akan pernah berhenti dari kesesatan mereka sampai datang kepada mereka suatu bukti yang nyata. Bukti nyata ini dijelaskan dalam ayat berikutnya sebagai seorang rasul dari Allah yang membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang suci dan lurus. Al-Qur'an ini memuat ajaran yang benar dan mengandung tuntunan hidup yang paling bernilai.
Surat ini juga menyoroti perpecahan di kalangan Ahli Kitab. Mereka baru berpecah belah setelah datangnya bukti nyata tersebut, yang seharusnya menjadi titik temu dan kesatuan dalam kebenaran. Al-Bayyinah mengingatkan bahwa inti dari ajaran semua nabi dan rasul adalah sama, yaitu mengesakan Allah, melaksanakan ibadah shalat, dan menunaikan zakat. Tiga hal ini menjadi pilar utama dalam agama yang lurus. Ikhlas dalam beribadah kepada Allah menjadi fondasi terpenting, di mana segala amalan hanya ditujukan semata-mata karena-Nya, tanpa unsur syirik atau riya'.
Konsekuensi dari pilihan hidup juga digambarkan dengan tegas. Bagi mereka yang memilih kekafiran, tempat kembali mereka adalah neraka Jahanam, di mana mereka akan kekal selamanya. Ini adalah ancaman serius bagi siapapun yang menolak kebenaran setelah jelas terbentang di hadapan mereka. Sebaliknya, bagi mereka yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, balasan yang menanti adalah surga yang abadi. Di dalamnya, mereka akan menikmati segala kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan, dan yang lebih utama lagi adalah keridaan Allah SWT. Keridaan Allah ini adalah puncak kebahagiaan bagi orang-orang beriman, yang membuat mereka juga ridha terhadap segala ketetapan-Nya.
Pesan utama yang dapat dipetik dari Surat Al-Bayyinah adalah pentingnya menerima kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW. Al-Qur'an adalah bukti nyata kebenaran Islam. Kita sebagai umat Muslim diperintahkan untuk senantiasa menjaga keimanan, mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat sebagai tanda kepatuhan dan wujud amal saleh. Dengan demikian, kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat serta mendapatkan keridaan dari Sang Pencipta.